Jumat, 30 Oktober 2015

SELEMBAR JANJI

...kembali pada selembar rindu
yang dulu ku tinggalkan di hati mu
dan ku eja lagi bait resah itu satu persatu
ada noktah rekah yg kelabu

sejenak ku jeda mengeja
ku tak tau itukah luka yg tersia

lantas...

Haruskah ku lipat kembali lembarat itu
sedang aku ingin berlama lama dihati mu
ataukah dirimu tiada pernah harap ku bertamu

padahal aku rindu
iya...aku pada mu.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Hilang Aksara

Tiada lagi kata terindah mampu ku rangkai ketika mentari mu tenggleam di hatiku.

Malam ku di malam mu
gemintang taburi langit jiwaku,seakan kaulah purnama trindah sepanjang peregseran waktu ku.

Perlahan namun pasti,kepastian itu,kepastian ini

Warna jingga langit ku indah ketika simponi simponi rindu kau kumandangkan dari dasar ketlusan hati mu.

Ku diam,,,
ku nikmati,
kuresapi belai lembut nafasmu yang menelusuri ruang labirin telingaku.

Sayang...
Ku nikmati rindu
dalam jeruji hati saat kau ulurkan jemari mu mengusap lelehan airmata ku...

Sayang
maafkan bila ku masih mencintai mu.

By:ddc
Pasaman
18092011

BUKAN SALAH MU

...Perlahan rindu ini tumbuh di lipatan waktu ku
mengakar pada tiap lembar suara mu

entah mengapa krnduan ini merayuku tuk tidak memandang remeh rasa yg trcpta.

Memang tiada yg menyangka
tidak aku
diri mu
dia bahkan mereka
yg trkdang menganggap rndu ini tak pernah hinggakan mmpi yg kian sunyi

padahal
sepatah kata mesti d perhitungkan,krna kata sering menciptakn luka tak trkira

seperti aksaraku yg trsudutkan ktika sangmalam menelan sjuta mimpi rinduku tentang mu

ku tau rnduku semu
ku tau ini juga bukan salah mu yg sntiasa ku rindu...

Dan ini rasa yg tak harus di persalahkn juga tak harus di permasalahkn,kenapa ku merindu,ku sendiri tak tau.

Sunyi nan mengembun

kembali ku gubah syair sunyi
yang mengembun di pucuk
pucuk malam
dalam temaram ruang jiwa
dalam kelam di sudut
kerinduan
ku bersimpuh pada penghuni
langit
dalam edaran terbentang
mimpi
tentang waktu
tentang masa
tentang harapan di julang asa
ku rebah di dada malam
di derai embun
dirinai manik mata
yang terburai dari pelupuk tak
tersangga
ku menangis
terisak
dalam gigil
dalam selimut yang berdebu
resah kulempar
gundah ku buang serta
sejenak embun menyapa
menjadi butiran airmata.

oleh:SANG PECINTA JINGGA

Rindu menikam waktu

telah ku buraikan kenangan itu
dari pundi ingatan ku
malam ini
seperti malam dimana
penghianatan atas tlus ku
menemani gundah mu
betapa jua kesiaan itu ku
hiraukan
hanya menjadikan rindu
dendam menikam waktu
kau kuasai tiap anganku
dalam bayang gelap
bayang suram di rentang
langkah yang tertinggal
kupusarakan mimpi
di pekuburan jiwa
tanpa nisan
tanpa tanda
yang mampu tuk kau cari
andai kelak kau kembali
sebab hati ku tlah tenang
dalam liang sunyi.

RINDU ADALAH

Rindu adalah tali yang tak
pernah putus
Merentang di tiang hati, di
tiang mimpi
Kadangkala di singgahi burung
yang mengelakkan kabut
Pada pagi dingin yang
mengaburkan sinar matahari
Rindu adalah tiang yang tak
pernah tumbang
Tegak dilorong kehidupan,
disepanjang labuh usia
Disitu tergantung lampu
kenangan dan ingatan
Biarpun hari semakin tua dan
kelam sudah bermula
Rindu adalah lorong yang tak
pernah tertutup
Dari musim ke musim ia
menjadi laluan
Pengembara yang mencari
cintanya yang hilang
Disitu rumput yang telah lama
bertukar warna
Bunga dan daun silih berganti
segar dan kuncup
Rindu adalah musim yang tak
pernah tentram
Resah datang gelisah berulang
mengusik nasib
Hanya dzikir dan do’a menjadi
penawar mereda pedih dan
sakit
Dan sesekali puisi menjadi
nyanyian yang mengharukan
Dalam senyap air mata
perlahan-lahan menitik[.....]

Kamis, 23 Oktober 2014

TENTANG CERITA ITU

semua tentang cerita malam
tlah ku utarakan padamu
tentang gelisah jiwa tanpa
penyangga
tentang resah hati tak
berpengguni
sampai pada asa yang
tersandar di gerbang mimpi
padahal malam bukanlah satu
naungan
melainkan silihnya siang yg di
ganti
seperti musim dingin khas
dengan gigil
dan musim panas yang khas dg
kegerahan
atwkah dirimu tak menyadari
di segaris keindahan itu ada
lajur yang memisahkan warna
tentang luka
tentang duka
tentang tangisan dan airmata
atw memang dirimu sang
penjaga malam
yang mengawasi batas
keindahan itu
padahal saat embun mengusik
bumi
dirimu tersenyum dalam
mimpi.